![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxTk848F80OuoLIHzLkq2pX4yhe25Fv7-LwdIadCMH_SlBjGkhhVWQoTr7S1Oge7zkToT5Z-2-H6FoeuVQrRqCDAJJljJfZO-IkhnMV7VgIVeg7QF5pBDQ2aEmXFFgGej4DhoPpi5Ue-cc/s200/download.jpg)
Dalam rapat
koordinasi pelaksanaan pilkada gubernur dan wakil gubernur serta bupati dan
wakil bupati, di Jayapura, Jumat (8/6/2018), George menyampaikan TNI dan
Polri siap mengamankan pelaksanaan Pilkada di Papua.
"Namanya pesta
demokrasi harus dijalankan dengan gembira untuk memilih pemimpin kita lima
tahun ke depan, sehingga harapan kami semua kegiatan Pilkada tahun ini dapat
berjalan aman, lancar dan sukses dan yang lebih penting damai," katanya.
Sesuai peta politik,
ujar ia, kerawanan ada di Kabupaten Puncak, Mimika, Mamberamo Tengah dan
Jayawijaya, termasuk daerah pegunungan yang notabennya sampai saat ini masih
ada kelompok separatis yang bisa menimbulkan kerugian-kerugian atau bencana
bagi pelaksanaan Pilkada.
"Kalau kita
tidak waspadai ini tentunya sangat berbahaya. Tentunya yang memiliki kewenangan
dan bertanggungjawab dalam penyelenggaraan Pilkada harus dapat melaksanakan itu
sebaik-baiknya," ujarnya.
Dalam hal
pengamanan, kata ia, Kodam XVII/Cenderawasih sudah siap dalam pengamanan dengan
cara memberi bantuan kekuatan kapada Kepolisian (Polda Papua). "Semua
kekuatan Kodam kami proyeksikan untuk itu," ujarnya.
Saat ini kekuatan
personil yang sudah disiapkan kurang lebih 3200 sekian orang. Sebab
perkembangan situasi yang menonjol jelang Pilkada ada terjadi di Mimika
(pembakaran posko salah satu kandidat), Mameramo Tengah (Kantor KPU dan Panwas
dibakar), dan Paniai (pelemparan rumah salah satu calon).
"Ini
contoh-contoh kerawanan yang terjadi, kalau tidak diantisipasi sebelumnya
mungkin akan lebih parah, belum lagi konflik yang terjadi baik secara
perorangan maupun kelompok," katanya.
Menanggapi itu,
Pangdam George Elnadus Supit mengimbau masyarakat, peserta pilkada, partai
politik pendukung, dan para pendukung calon untuk menahan diri. Disamping
itu, KPU dan Panwas juga harus serius dalam menjalankan tugas-tugas.
"Kalau tidak
bertanggungjawab maka yang terjadi seperti itu, rakyat yang jadi korban. Hal
ini yang kami tidak inginkan, jangan benturkan rakyat dengan aparat
keamanan," ujarnya.
Di tempat yang sama,
Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar mengatakan pilkada merupakan momentum
yang baik bagi kepolisian, namun tidak lebih kepada yang sifatnya teknis
pengamanan.
"Mungkin kami
lebih kepada yang sifatnya makro agar semua pihak bisa sama-sama bangun
kesepahaman menghadapi pilkada serentak agar aman, damai, demokrastis dan
bermartabat," kata Boy.
Menurut ia, segala
upaya sudah dilakukan. Intinya, Kepolisian ingin bersama membangun komitmen
dengan tekadkan, Pilkada ini harus aman, damai, demokratis dan bermartabat
karena semua pihak memiliki peranan itu.
"KPU, Bawaslu
dan para bupati harus bisa mengajak masyarakat untuk menjadi pelaku demokrasi
yang demokratis," ujarnya. (Ist)
0 thoughts on “TNI Bantu Kepolisian Untuk Mengamankan Pilkada di Papua”